SUNGAIPENUH, JAMBI - Calon walikota dan wakil walikota Sungaipenuh, periode 2024-2029, nomor Urut 2, Ahmadi Zubir-Ferry Satria (AZ-FER) saat dihujat dan dihina, tetap tenang dan memilih untuk diam.
Jawaban pilih diam, terungkap saat Ahmadi Zubir di dampingi Ferry Satria, memberi sambutan pada acara rapat kerja cabang khusus (Rakercabsus) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan kota Sungaipenuh, di Aula Hotel Mahkota, minggu (6/10), kemarin.
"di Media sosial kami di bully, dihujat bahkan dihina, kami pilih diam. Biarlah waktu yang menjawab", ungkap Ahmadi, didepan Fungsionaris dan kader PDI Perjuangan, dengan jiwa kebesarannya.
Kenapa kami Paslon nomor 2 yang dihujat, difitnah, bahkan dihina, Ahmadi Balik bertanya kepada peserta Rakercabsus? Gemuruh jawaban suara peserta terdengar, dengan kalimat yang berbeda-beda, diantaranya "sidik lawe" atau tidak ada lawan.
"Karena kehadiran kita, mereka jadi sesak napas", Ahmadi, memecahkan suara gemuruh peserta Rakercabsus, diikuti tepuk tangan seluruh peserta.
Masih menurut Ahmadi dalam paparannya, ada Paslon dan Timses yang menyebutkan, selama kepemimpinan Ahmadi, kota Sungaipenuh, tidak ada perubahan. Malah ada yang menyebutkan pemerintahan Ahmadi gagal total. Terkait, hal ini Ahmadi sedikit merasa diklitik.
Baca juga:
Tony Rosyid: Demokrat Dalam Jebakan PDIP?
|
"Orang yang mengatakan kota Sungaipenuh, saat ini tidak ada perubahan adalah, yang pertama Orang buta dan kedua orang yang bisu", beber dia, diikuti tawa serta tepuk tangan, seluruh peserta Rakercabsus.
Lebih jauh dia menyebutkan, mulai dilantik menjadi walikota Sungaipenuh, dirinya dihadapkan dengan dua persoalan dan musibah yang luar biasa. Yakni, Covid 19 dan Bencana Banjir. Dia juga mengatakan, Efektif pemerintahan yang dipimpinnya hanya baru dua tahun anggaran, termasuk tahun anggaran 2024 yang masih berjalan.
"Untuk penanganan Covid 19, kita telah mengeluarkan anggaran 70 Milyar dan untuk penanganan musibah Banjir 2023-2024 tidak kurang dari 100 Milyar dana yang sudah tersedot", beber Ahmadi, sambil menambahkan, kalau ada yang menyatakan kita tidak perduli, perlu kita pertanyakan orang tersebut. (*)